Sengkarut Rekrutmen PPK-PPS, Raih Nilai Tinggi Saat CAT, Terjungkal di Tes Wawancara

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 19:04 WIB
Sengkarut Seleksi PPS dan PPK di Kabupaten Bekasi. Diduga Ada Selimut Nepotisme. (Ilustrasi/Istimewa)
Sengkarut Seleksi PPS dan PPK di Kabupaten Bekasi. Diduga Ada Selimut Nepotisme. (Ilustrasi/Istimewa)

METRONESIA.ID, KABUPATEN BEKASI - Pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) se-Kabupaten Bekasi untuk Pemilu 2024 pada beberapa waktu lalu ternyata menyisakan duka bagi sejumlah orang.

Pasalnya, dalam proses rekrutmen PPK maupun PPS disinyalir diselimuti aksi nepotisme. Kabarnya, perbuatan tidak terpuji itu dilakukan oleh oknum pimpinan di lingkungan KPU Kabupaten Bekasi.

Dugaan ini menguat lantaran calon anggota PPK dan PPS yang memiliki nilai tinggi dalam tes tertulis berbasis komputer atau CAT terjungkal saat tahapan wawancara.

Salah satunya yang dialami Herliyanto, calon PPK dari Kecamatan Tambelang yang saat CAT mendapatkan nilai dua tertinggi, yakni 81.

Baca Juga: Dani Ramdan Ingin PPS se-Kabupaten Bekasi All Out Sukseskan Pemilu 2024

Ia harus terjungkal meski berpengalaman sebagai PPK Tambelang pada periode 2017-2019 kemarin.

Herliyanto geleng-geleng kepala tak menyangka dirinya tak lulus masuk ke PPK meski CAT-nya terbaik kedua.

"Nilai CAT itu langsung, jadi pas selesai nilainya langsung keluar. Dan kita tahu nilai teman-teman itu berapa, ada 60, 74, 76, 79. Nah yang 80 cuma dua orang, saya 81 dan ada satu lagi 82,”

Ia menyebut hasil nilai tertulis atau CAT hasilnya langsung diumumkan. Namun, dirinya mempertanyakan hasil tes wawancara tidak dipublikasikan.

Baca Juga: Dani Ramdan Ingin PPS se-Kabupaten Bekasi All Out Sukseskan Pemilu 2024

"Kok bisa saya tidak lulus, yang jadi pertanyaan bagaimana proses rekrutmen dari KPU? Kenapa hasil tes wawancara tidak diumumkan," ujarnya.

Sudah gagal di PPK, Herliyanto mencoba peruntungan di perekrutan PPS. Lagi-lagi, pria berusia 42 tahun ini terkalahkan meski saat tes CAT di seleksi PPS mengantongi nilai 75 dan duduk di posisi kedua nilai terbaik.

"Aneh, nilai saya 75 terbesar kedua kok kalah dengan nilai 66. Perekrutan PPK dan PPS ini banyak titipan. Tidak ada keterbukaan dalam pelaksanaan rekrutmen PPK maupun PPS. Nilai wawancara tidak dimunculkan," ujarnya.

Menariknya, Herliyanto mengungkap kalau latar belakang organisasi menjadi penentu dalam seleksi tersebut.

Halaman:

Editor: Indra Wahyu Saputro

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X